Melancong ke Gunung Padang

Terhitung 8 bulan sejak September 2014 saya memutuskan untuk ‘Gantung Keril’. Pendakian terkahir saat itu, adalah pendakian terjenuh dalam sejarah hidup. Namun, menjalani awal tahun 2015 bukan hal yang mudah, pikiran terkuras untuk menggapai mimpi melanjutkan pendidikan, alhasil ajakan untuk melancong beberapa kali saya tolak. Akhirnya, karena sudah tidak sanggup menjalani rutinitas yang menjenuhkan, godaan berwisata ceria manja ke Gunung Padang saya terima dengan lapang dada — cieh gitu.

Sekilas Gunung Padang

Sekilas Gunung Padang

Gunung Padang berada di Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, 165 km dari Jakarta. Ada banyak cara menuju Situs Megalitik ini, berdasarkan pengalaman pribadi, bisa dipastikan paling efektif dari Jakarta adalah menggunakan Commuter Line menuju Bogor (Stasiun Paledang) kemudian pindah Kereta menuju Stasiun Cianjur. Sesampainya di Cianjur, ada angkutan umum menuju lokasi. Namun, saya sangat merekomendasikan menyewa motor, karena pemandangan 20km dari Jalan Raya Cianjur – Sukabumi menuju Gunung Padang sangat sayang jika dilewatkan. Perkebunan teh lengkap dengan pemandangan khas pegunungan, indah sekali.

Dilematika Jalur Wisata

Dilematika Jalur Wisata

Catatan penting dari saya, jangan pernah mencoba jalur melewati Sukabumi, karena jalur ini penuh dengan kemacetan yang disebabkan banyaknya ‘pasar tumpah’ dan lalu lintas kendaraan Pabrik. Sebagai alternatif melewati jalur puncak lebih cepat, meskipun jalur one way. Karena kesalahan memilih jalur, perjalanan kami menjadi sangat menghabiskan waktu di jalan. Meskipun demikian, selalu ada sisi positif, berkenalan dengan 20 orang baru, menuju tempat baru, menghabiskan 10 jam dalam kebersamaan di bus mini super dingin.

Fasilitas umum di objek wisata ini sudah lengkap; lapangan parkir, toilet, tempat makan, musholla, tourist center, pemandu wisata dan ojeg (untuk yang malas berjalan dari parkiran ke pintu masuk wisata). Gunung ini merupakan situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara dengan luas bangunan 900 meter persegi, sedangkan total luas kawasan situs adalah 3Ha. Situs ini diperkirakan berasal dari periode 2500 – 4000 SM. Menurut sumber terpercaya situs ini se-umuran dengan Piramida di Mesir. Lebih tua dari Candi Borobudur di Jogjakarta dan Maccu Picchu di Peru.

Situs Megalitik Gunung Padang

Situs Megalitik Gunung Padang

Untuk menuju situs ini, kita harus melalui ratusan anak tangga, ada 2 pilihan; jalur vertikal terjal licin (jalur lama) dan jalur berputar (jalur baru). Pada kesempatan ini, saya memilih jalur berputar, karena kondisi alam yang sudah mulai turun hujan. Situs ini bersih dari sampah dan vandalisme, semoga akan terus bertahan seperti ini. Sayangnya kedatangan saya ke lokasi disambut dengan kabut dan rintik-rintik hujan.

Menara Pemantau Situs

Menara Pemantau Situs

Wisata Gunung Padang

Wisata Gunung Padang

Ada banyak cerita sejarah dan mistis yang disampaikan oleh pemandu wisata lokal, namun pada tulisan ini saya tidak akan menuliskan kisah lengkap tersebut karena sangat mudah ditemukan dalam banyak catatan perjalanan. Explorasi ke situs ini tidak berlangsung lama, karena kami tiba di lokasi sudah maghrib. Hal ini menjadi ‘kode’ untuk saya datang kembali dengan persiapan yang lebih matang. Menggali lebih banyak cerita lokal dari warga sekitar, mendatangi sejumlah lokasi yang jarang dikunjungi wisatawan dan bercengkrama dengan warga sekitar. Ada banyak hal yang perlu diulang, suatu hari saya pasti datang lagi. See you soon, Padang!

Diambil dari Menara Pemantau

Diambil dari Menara Pemantau

Jalan Jalan Sore

Jalan Jalan Sore

Jakarta, 4 Juni 2015.

About arsiyawenty

Traveler and Dream Catcher
This entry was posted in Jalan-Jalan. Bookmark the permalink.

Leave a comment